Animasi Logo NU

  • Terkini!

    November 10, 2021

    KEMULIAAN HATTA

     

    oleh: Muhammad Firman Faiz

    Bung Hatta dengan Mesin Ketiknya
    Bung Hatta dengan Mesin Ketiknya

    Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di Indonesia.

    Pada awal Agustus 1945, nama Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan Soekarno sebagai Ketua dan Hatta sebagai Wakil Ketua.

    Sehari sebelum hari kemerdekaan dikumandangkan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat di rumah Admiral Maeda. Panitia yang hanya terdiri dari Soekarno, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti tersebut merumuskan teks proklamasi yang akan dibacakan keesokan harinya dengan tanda tangan Soekarno dan Hatta atas usul Soekarni.

    Pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil Presiden.

    Pada Juli 1947, Hatta mencari bantuan ke India dengan menemui Jawaharhal Nehru dan Mahatma Gandhi. Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan melakukan protes terhadap tindakan Belanda dan agar dihukum pada PBB. Banyaknya kesulitan yang dialami oleh rakyat Indonesia memunculkan aksi pemberontakan oleh PKI sedangkan Soekarno dan Hatta ditawan ke Bangka. Selanjutnya kepemimpinan perjuangan dipimpin oleh Jenderal Soedirman.

    Perjuangan rakyat Indonesia tidak sia-sia. Pada tanggal 27 Desembar 1949, Ratu Juliana memberikan pengakuan atas kedaulatan Indonesia kepada Hatta.

    Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan membimbing gerakan koperasi sesuai apa yang dicita-citakannya. Tanggal 12 Juli 1951, Hatta mengucapkan pidato di radio mengenai hari jadi koperasi dan selang hari lima hari kemudian dia diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.

    Hatta menikah dengan Rachim Rahmi pada tanggal 18 November 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Pasangan tersebut dikaruniai tiga orang putri yakni Meutia, Gemala, dan Halida.

    Pada tanggal 14 Maret 1980 Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo. Karena perjuangannya bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan anugerah tanda kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" yang diberikan oleh Presiden Soeharto.

    Prinsip Hatta saat Haji

    Tawaran naik haji dibiayai pemerintah ditolak Hatta. Walau begitu, pemerintah lalu meminta Hatta sekalian melakukan beberapa kunjungan resmi di Arab Saudi mewakili Indonesia. Bukan kunjungan politik, hanya untuk jalinan persahabatan saja. Selain itu beberapa petugas juga ditunjuk mendampingi Hatta.

    Saat berangkat tanggal 20 Agustus 1952 di Airport Kemayoran, Hatta tetap dilepas sebagai wakil presiden yang akan melakukan tugas negara. Para menteri, pejabat sipil dan militer memberikan penghormatan.

    Kantor Berita Antara melaporkan, Panitia Penghormatan Perdjalanan Hadji Wakil Presiden dipimpin oleh Kasman Singodimedjo dan Kiai Wahid Hasyim. Mereka menggelar syukuran sejak semalam dengan berdoa dan aneka pertunjukan bernuansa Islami di Lapangan Udara Kemayoran.

    Tekad Hatta dalam Kemerdekaan Indonesia

    Dalam dedikasinya untuk kemerdekaan Indonesia, Hatta tetap melajang hingga usianya lewat 40 tahun. Waktunya dihabiskan untuk belajar dan mencari cara memerdekakan nusantara. Hatta berjanji dia akan melepas masa lajang hanya setelah Indonesia merdeka. Meski banyak sanak saudara yang mencoba mengubah pendiriannya, Hatta tetap kukuh sehingga ketika usianya menginjak angka 43 tahun, Hatta masih betah tanpa pendamping.

    Setelah Indonesia menyatakan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno langsung menagih janji sahabatnya, sehingga ia berinisiatif mencarikan jodoh buat Hatta. Bung Karno memilihkan Siti Rahmiati, anak dari keluarga Abdul Rachim yang memang dekat dengan dirinya dan Hatta. Usia gadis berdarah Aceh itu baru 19 tahun. Dia bahkan memanggil Hatta dan Soekarno dengan sebutan Om. Ketika ditanya Soekarno mengenai perasaannya kepada gadis belia itu, Hatta hanya diam. Bersama R. Soeharto, Soekarno bertandang ke rumah keluarga Abdul Rachim dan menyampaikan maksud kedatangannya yaitu meminang Rahmi untuk diperistri Hatta.

    Tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya tanggal 18 November 1945, Mohammad Hatta dan Rahmi melangsungkan pernikahan. Prosesi dilangsungkan di Megamendung, Bogor. Upacara pernikahan digelar secara sederhana. Mungkin hanya sekitar tiga puluh orang yang hadir. Bung Karno hadir kala itu bersama Fatmawati. Uniknya, Hatta memberikan buku filsafat sebagai mas kawin untuk istrinya, yaitu buku berjudul Alam Pikiran Yunani yang merupakan buah karyanya sendiri.


    Daftar Bacaan

    https://m.merdeka.com/mohammad-hatta/profil/

    https://m.merdeka.com/gaya/valentine-si-jomblo-hatta-sang-jomblo-ideologis-pantang-nikah-sebelum-merdeka-valentine-si-jomblo-iii.html

    https://m.merdeka.com/peristiwa/kisah-jujurnya-bung-hatta-saat-naik-haji.html


    • Google Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: KEMULIAAN HATTA Rating: 5 Reviewed By: Situs Resmi KMNU Undip
    Scroll to Top