Warga Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung pada
saat akan memasuki malam 1 Suro penanggalan kalender Jawa, mereka mulai
mempersiapkan diri untuk menyambut acara yang sudah menjadi tradisi dari tahun
ke tahun, yaitu kirab pengantin lurah Traji malam 1 Suro. Jalannya prosesi
kirab lurah pengantin yang pemberangkatannya dimulai dari kantor Balai Desa
Traji sampai tempat yang sakral dan memiliki nilai historis, yang bernama Sendhang
Sidukun.
Menurut Yosef Heristyo Baruno, selaku ketua panitia dan
paguyuban desa Traji, “ritual kirab arak-arakan pengantin lurah desa Traji
sudah berlangsung dari dulu dan turun temurun sampai sekarang setiap malam 1
Suro di desa Traji”. “Tradisi mengarak rombongan ini bukan tanpa alasan. Ini
terjadi karena dahulu kala di Desa Trah Aji atau Traji terdapat seseorang yang
kehilangan istri dalam waktu yang panjang. Namun, pada akhirnya, Ia
dipertemukan dengan istri baru dan mereka berjanji akan menggelar arak-arakan
mengelilingi desa dan hal itu terjadi sampai sekarang”. penjelasannya.
Berdasarkan penjelasan dari ketua panitia, tradisi ngalap
berkah dengan berebut air dan gunungan akan membawa berkah bagi pengunjung yang
medapatkannya. Tentu, berkah tersebut merupakan limpahan dari Tuhan yang Maha
Esa”. Ngalap sendiri adalah bagian dari jalan menuju datangnya rezeki melalui
sebuah tradisi budaya.
Sementara, Paryono Arsyo Siswoyo, salah satu pengunjung di desa Traji,
berharap agar tradisi kirab desa Traji ini bisa berlangsung setiap tahun. Mengingat
ini adalah budaya yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut dan wajib dijaga
oleh generasi yang akan datang.
Penulis : Achmad Erfan Afifudin (Peserta Lingkar Media
KMNU Undip)
0 comments:
Post a Comment