Animasi Logo NU

  • Terkini!

    January 4, 2017

    Kalimat Khas Warga NU ini Diciptakan oleh Kiai dari Kendal





    Berbicara mengenai sosok kiai tentu di benak kita tertuju kepada pesantren dan kitab kuning. Sudah menjadi peran seorang kiai untuk mengajarkan ilmu agama Islam beserta perangkat-perangkatnya melalui ngaji kitab yang dikarang oleh para ulama salaf. Tak jarang para kiai yang ‘alim ‘allamah menulis kitabnya sendiri.
    Salah satu tokoh kiai yang produktif menulis kitab adalah Almaghfurlah KH. Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah. Beliau lahir di Kabupaten Kendal pada tahun 1915 M. Karya Kiai Ahmad berjumlah sekitar 25 judul kitab yang kebanyakan ditulis dalam aksara Arab Pegon. Bagi Anda yang belum tahu, aksara Arab Pegon adalah bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab. Dalam sejarahnya, tulisan Arab Pegon diciptakan oleh KH. Sholeh Darat Semarang (wafat th. 1903) untuk mengajarkan tafsir Al-Quran agar tidak dicurigai penjajah Belanda.
    Kembali kepada KH. Ahmad Abdul Hamid atau sering disebut Kiai Ahmad, salah satu tulisan beliau yang cukup fenomenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang beliau terjemahkan atas permintaan Sekretaris Jenderal PBNU kala itu Prof. KH. Saifudin Zuhri. Terjemahan tersebut telah dimulai oleh KH. Mahfud Sidiq, tetapi belum selesai sehingga PBNU meminta Kiai Ahmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Ahmad dinamakan Ihya-u Amalil Fudlala` Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama.
    Kiprah Kiai Ahmad dalam NU antara lain mengisi posisi Rais Syuriah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH. Sahal Mahfudz), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU. Beliau juga pernah tercatat sebagai distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an. Sebagai kiai yang concern terhadap dunia penulisan, Kiai Ahmad menyimpan dan merawat dengan baik majalah-majalah dan terbitan tempo dulu. Disebutkan oleh Kiai Sahal Mahfudz bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen NU seperti Buletin LINO (Lailatul Ijtima’ Nahdlatoel Oelama) dan lainnya. Selain itu, sosok kiai penggagas Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah, sebuah forum silaturahim untuk mempertemukan berbagai kalangan dalam satu jalinan persaudaraan ini juga pernah menjabat sebagai Ketua MUI Jawa Tengah.
    Dalam setiap ceramahnya, sebelum salam penutup beliau biasanya menggunakan kalimat singkat yakni “Billahit taufiq wal hidayah”. Kalimat ini sudah umum digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam. Ternyata orang pertama yang mencetuskan kalimat tersebut adalah Kiai Ahmad yang kala itu di Magelang. Namun, karena kalimat tersebut kemudian dirasa terlalu mainstream, sebagai pengurus NU yang aktif Kiai Ahmad merasa perlu membuat kekhasan bagi orang-orang NU. Maka, dalam pertemuan ulama-ulama di Kendal beliau menciptakan kalimat “wallahul muwaffiq ila aqwamith thariiq” yang arti harfiahnya: “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.”
    Kini kalimat tersebut telah masyhur digunakan dalam mauidloh hasanah, pidato maupun surat menyurat oleh orang NU dan menjadi ciri khas orang NU. Maka, seyogyanya kita sebagai warga NU mau untuk menggunakan apa yang telah diwariskan oleh KH. Ahmad Abdul Hamid. Dengan begitu semoga kita selalu mendapatkan berkah dari beliau. KH Ahmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H dan dimakamkan di pemakaman umum Grabag, Desa Langenharjo, Kecamatan Kendal Kota. ***(aan, naf)
    • Google Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Kalimat Khas Warga NU ini Diciptakan oleh Kiai dari Kendal Rating: 5 Reviewed By: Situs Resmi KMNU Undip
    Scroll to Top