[ Hikmah Of The Day ]
BAHLUL, SIAPA DAN BAGAIMANA?
Bahlul adalah kata yang biasa digunakan untuk mensifati
orang yang bodoh. Banyak orang yang mengira bahwa kata tersebut berasal
dari bahasa Arab, padahal terjemahan bodoh dalam bahasa Arab sendiri
bukanlah bahlul, tapi ahmaq atau jahl. Lantas, mengapa orang-orang
menisbatkan kata ini untuk orang bodoh? Berikut kisahnya.
Di zaman dahulu, di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid (khalifah
kelima Dinasti Abbasiyah) hiduplah seseorang yang bernama Bahlul. Ia
dikenal sebagai orang gila.
Suatu hari Khalifah Harun Ar-Rasyid lewat di area pekuburan, dilihatnya Bahlul sedang duduk disana.
Khalifah Harun Ar-Rasyid berkata padanya, "wahai Bahlul, kapankah kamu berakal?"
Mendengar itu, Bahlul pun beranjak dari tempatnya dan naik
keatas pohon, lalu dia memanggil Khalifah Harun Ar-Rasyid dengan sekuat
suaranya dari atas pohon.
"Wahai Harun yang gila, kapankah engkau akan sadar!?"
Maka Khalifah Harun Ar-Rasyid menghampiri pohon tersebut
dengan menunggangi kudanya dan berkata, "siapa yang gila, aku atau
engkau yang selalu duduk di kuburan?"
"Aku berakal dan engkau yang gila!", jawab Bahlul.
"Bagaimana bisa seperti itu?" Tukas Khalifah.
"Karena aku tahu bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini
akan tetap ada, maka aku memakmurkan kubur sebelum istana, dan engkau
memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu, sampai-sampai engkau
takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburanmu, padahal engkau tahu
bahwa kamu pasti masuk dalam kubur, maka katakan wahai Harun siapa yang
gila di antara kita?"
Bergetarlah hati Khalifah, lalu menangis dengan tangisan
yang deras hingga membasahi jenggotnya. Lalu Khalifah pun berkata :
"Demi Allah engkau yang benar, tambahkan nasehatmu untukku wahai
Bahlul".
"Cukup bagimu Al-Quran, maka jadikanlah ia pedoman", kata Bahlul.
"Apa engkau memiliki permintaan wahai Bahlul? Aku akan penuhi", kata Khalifah demi membalas nasehat Bahlul.
"Iya aku punya tiga permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterima kasih padamu".
"Mintalah", kata Khalifah mantap seraya penasaran dengan permintaan Bahlul.
"Pertama, tambahkan umurku".
"Aku tak mampu"
"Kedua, jaga aku dari malaikat maut"
"Aku tak juga mampu"
"Ketiga, masukkan aku ke dalam surga dan jauhkan aku dari api neraka".
"Sungguh, aku tak mampu lagi wahai Bahlul"
Akhirnya Bahlul pun berkata, "ketahuilah bahwa engkau
dimiliki (seorang hamba) dan bukan pemilik (Tuhan), maka aku tidak perlu
padamu".
_______________________
Note:
Note:
Kisah ini dikutip dari kitab yang berjudul عقلاء ﺍﻟﻤﺠﺎﻧﻴﻦ (Orang-orang Gila Yang Berakal).
Di zaman ini kita menggunakan kata Bahlul untuk mengejek
orang. Sebenarnya siapakah yang patut diejek, orang lainkah atau diri
yang hina ini?
Dikutip dari post Ustadz @adhli_alqarni
===================
KMNU Universitas Diponegoro
KMNU Universitas Diponegoro
More Information:
Facebook: Kmnu Undip
Instagram: kmnuundip
Line: @aut4533i
Twitter: @kmnu_undip
Blog: http://kmnuundip.blogspot.com
Facebook: Kmnu Undip
Instagram: kmnuundip
Line: @aut4533i
Twitter: @kmnu_undip
Blog: http://kmnuundip.blogspot.com
#SemangatKMNU
#KMNUUndip
#KMNUUndip
0 comments:
Post a Comment