Kegiatan Sabtu pagi
KMNU Undip bertajuk Kajian Rutin Islami kembali
dilaksanakan pada Sabtu, 8 Oktober 2016 di Masjid Baitul Muttaqin, Tembalang.
Acara yang dipelopori oleh Divisi Amaliyah dan Kajian tersebut kini semakin
berinovasi, sehingga jumlah jamaah yang datang pun semakin bertambah. Tidak
hanya mahasiswa Undip yang menghadiri kajian rutin ini, tetapi juga mahasiswa
dari kampus-kampus lain, seperti Politeknik Negeri Semarang (Polines), Universitas
Semarang (USM), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, dan ada pula dari
beberapa pondok pesantren di sekitar Tembalang.
Peningkatan jumlah
jamaah ini tidak lepas dari adanya inovasi yang dilakukan oleh KMNU Undip. Di
antara inovasi-inovasi terbaru yang sudah dilakukan yaitu diterbitkannya
buletin berisi materi yang dibagikan sebelum kajian dimulai. Jika sebelumnya
Habib Muhammad Amin Al Athos menjadi pembicara tunggal, kajian kali ini juga diisi oleh Habib Muhammad bin
Farid Al-Mutohhar yang menyampaikan kitab AD-Difa’,
yaitu kitab yang menjelaskan tentang paham Ahlussunnah Wal Jama’ah. Penyampaiannya
yang tegas, lugas dan santai terlihat menarik bagi jamaah yang datang,
khususnya anak-anak muda.
Seperti biasa, rutinan
dimulai pukul 07.00 WIB, dibuka dengan pembacaan Maulid Al-Barzanji dilanjutkan
dengan pembacaan Tahlil. Meskipun cuaca kurang bersahabat karena gerimis,
jamaah tetap berdatangan hingga meluber sampai ke serambi masjid.
Kajian hari ini merujuk
pada kitab Ad-Difa’ dan Khulashoh Nurul Yaqin. Diambil dari kita
Ad-Difa’, Habib Muhammad bin
Farid Al-Mutohhar menjelaskan bahwa pembacaan Maulid Al-Barzanji merupakan
sejarah Nabi yang harus sering dibaca oleh ummat Ahlussunnah.Adapun pembacaan
maulid diniatkan untuk menambah kecintaan kita pada nabi Muhammad SAW dan
mengharapkan Syafaat Rasulullah di hari akhir nanti. Selanjutnya Habib Muhammad
mengupas tuntas seputar maulid Nabi disertai dalil-dalil dan analisis
permasalahan yang jelas.
Setelah Habib Muhammad
menyampaikan isi kitab Ad-Difa, Habib
Amin Al-Athos menyampaikan kajian kitab Khulashoh Nurul Yaqin. Pada
kajian kali ini, Habib Amin membahas perihal keadaan bangsa Arab sebelum
datangnya Islam, di mana bangsa Arab kala itu masih menjadi musyrikin
dengan perilaku yang bodoh, seperti menyembah berhala, membunuh anak-anak
sendiri karena takut miskin dan membunuh anak perempuan karena dianggap aib. Dengan disertai contoh dan penjelasan yang
rinci, materi yang disampaikan oleh Habib Amin menjadi mudah untuk dipahami.
Selain itu, karena 8 Oktober 2016 berdekatan dengan hari Asyura (10 Muharram)
yang bertepatan pada 11 Oktober 2016,
Habib Amin juga menyampaikan keutamaan dan anjuran yang dilakukan pada
hari Asyura tersebut. Di antara anjuran yang disampaikan adalah puasa Asyura,
sholat sunnah, silaturrahim orang sholeh,
menjenguk orang sakit, menggunakan celak, shodaqoh, dan lainnya.
Kegiatan ini ditutup
dengan tanya jawab dari jamaah kepada para pembicara. Habib Amin dan Habib
Muhammad secara bergantian menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk saling
melengkapi. Pertanyaan yang dilontarkan tidak hanya seputar materi kajian
tetapi juga melebar ke permasalahan sehari-hari atau yang sekarang sedang
terjadi. Lebih dari satu jam tanya jawab ini berlangsung karena tingginya
antusias jamaah.
Kajian Rutin Islami
berjalan dengan lancar hingga akhir acara serta jamaah yang datang semakin
bertambah. Semoga kita semakin istiqomah untuk mewadahi umat dalam menjaga
amalan-amalan ahlussunnah, serta
menjadi ummat yang selalu mengingat Rasulullah di siang dan malam, dan tetap
istiqomah memakmurkan masjid serta ringan langkahnya menuju majelis ilmu.
Semoga Allah SWT selalu meridhai di setiap langkah kaki kita. Amin. ***(lfm,
naf, fak)
0 comments:
Post a Comment