Animasi Logo NU

  • Terkini!

    August 4, 2015

    Makna Filosofis Tembang Jawa "Cublak-Cublak Suweng"

    Siapa yang masih ingat tembang jawa yang berjudul "Cublak-Cublak Suweng" ?

    Tembang ini dahulu begitu populer dinyanyikan oleh anak-anak sebagai "tembang dolanan" atau lagu yang mengiringi sebuah permainan tradisional. Siapa sangka dibalik syairnya yang sederhana tersimpan makna yang begitu mendalam. Sebuah ajaran luhur yang menyatu padu dalam bingkai budaya. Berikut ulasan singkat mengenai tembang jawa "Cublak-Cublak Suweng":

    Sunan Giri memang seorang ulama sekaligus budayawan yang sangat hebat. Dakwahnya tidak memaksa namun justru menjadikan rasa untuk hanyut didalamnya. Metode ini ternyata sangat ampuh untuk menjadikan daya tarik orang-orang jawa awam terhadap islam. Melalui seni budaya yang berupa gamelan, tembang, ataupun karya sastra lainnya menjadikan Sunan Giri sebagai sosok yang dikagumi hingga kini. Salah satu karyanya adalah Cublak-cublak suweng yang ternyata mengandung makna yang dalam.

    Berikut ini Makna lagu dolanan Cublak-Cublak Suweng 

    1. Cublak-cublak suweng,
    Cublak Suweng = tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa. Jadi, Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.

    2. Suwenge teng gelenter,
    Suwenge Teng Gelenter = suweng berserakan. Harta Sejati itu berupa kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.

    3. Mambu ketundhung gudel,
    Mambu (baunya) Ketundhung (dituju) Gudel (anak Kerbau).
    Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan Gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati.

    4. Pak empo lera-lere,
    Pak empo (bapak ompong) Lera-lere (menengok kanan kiri). Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

    5. Sopo ngguyu ndhelikake,
    Sopo ngguyu (siapa tertawa) Ndhelikake (dia yg menyembunyikan). menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan Tempat Harta Sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

    6. Sir-sir pong dele kopong,
    Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Artinya di dalam hati nurani yang kosong. Maknanya bahwa untuk sampai kepada Tempat Harta Sejati (Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir-nya / hati nuraninya.

    Kesimpulan dari lagu ini kurang lebih sebagai berikut :

    Untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu, dengan hati nurani akan lebih mudah menemukannya, tidak tersesat jalan hingga lupa akan akhirat.

    Sekian ulasan singkat mengenai makna filosofis tembang jawa "Cublak-Cublak Suweng". Semoga kita bisa mengambil dan mengamalkan makna yang terkandung dalam tembang tersebut.
    KMNU UNDIP

    Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Diponegoro

    Website: KMNU UNDIP

    • Google Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Makna Filosofis Tembang Jawa "Cublak-Cublak Suweng" Rating: 5 Reviewed By: Administrator
    Scroll to Top